8/24/2009

Negeri Ku Oh Negeri Ku ...

fc02 deviantart.com
Beberapa hari lalu, saat saya menyaksikan salah satu siaran TV swasta nasional, saya kaget ketika saya memperhatikan pernyataan salah seorang pejabat tinggi di Negeri ini yang mengomentari iklan pariwisata milik negara tetangga. Inti dari pernyataan tersebut menurut hemat saya yang awam, sangat kurang bijak. Pernyataan tersebut antara lain menyatakan sikap Indonesia yang tidak mempersoalkan aset budaya kita (Indonesia) digunakan pada iklan pariwisata negara tetangga tersebut. Saat itu juga alam berfikir saya sudah tidak ...
merasa “sreg”, Namun apalah artinya ungkapan tidak sreg itu kalau yang menyatakan masyarakat kecil seperti saya ini. Tidak ada artinya bagi mereka.
Selang sekitar 8 hari, berlalu sudah pernyataan itu dari pendengaran saya. Dan betapa kagetnya saat saya melihat tayangan berita di salah satu TV swasta , yang memberitakan bahwa pemerintah negara tetangga tersebut mengklaim sebagian tanyangan iklan itu asli budayanya. Yang terbesit dalam pikiran saya ketika itu…” nah kejadian yang saya takutkan beberapa waktu lalu jadi kenyataan”.
Nasi telah menjadi bubur. Demi menghormati jerih payah para pejuang di negeri ini dan demi kehormatan negeri ini juga, bubur yang tadi sudah hancur harus kita ubah kembali jadi nasi. Entah bagaimana caranya. Dan pemerintah harus berupaya untuk itu.
Sebagai rakyat awam, seharusnya ketika dikonfirmasi tentang masalah iklan tersebut, pejabat negara tidak boleh sembrono atau dengan mudahnya membuat sebuah pernyataan tanpa memperhatikan efek-efek yang akan muncul dikemudian hari. Apalagi efek yg akan timbul merupakan efek nasioanal. Keresahan masyarakat Indonesia.
Negeri ini begitu indah, dan keindahannya, oleh para sastrawan tidak akan habis untuk diungkapkan dengan kata-kata sampai akhir zaman, dan tidak akan pernah cukup untuk ditulis dalam lembaran-lembaran kertas. Begitu indahnya negeri ini. Jadi tidak heran, jika negara mana pun ingin dapat menikmati keindahan negeri nan elok ini melalui kunjungan wisatanya.
Dibalik kekayaan yang sungguh luar biasa itu, kita bertanggung jawab agar aset-aset negeri yg begitu mashur dan bernilai luhur ini, tidak begitu saja melayang ke tangan-tangan orang yg iri dengan keindahan bangsa ini.
Saya yakin, bahwa masyarakat kita masih sangat mencintai negeri ini. Lihat komentar mereka terhadap klaim budaya kita oleh negara tetangga. Mereka semua tidak rela . Mereka masih menghargai jasa para pahlawan yg telah berjuang demi negeri tercinta ini, dan tetap menghargai untuk selamanya.
Jangan korbankan jasa para pahlawan kita gara-gara pernyataan diplomatis yang tidak tepat. Kalau kejadian ini tetap tidak direspon oleh pemerintah, saya yakin sekian puluh tahun ke depan, aset-aset negeri tercinta ini akan secepat kilat berpindah ke tangan orang lain… Sungguh sangat ironis. Beberapa bulan lalu tentang Reog Ponorogo, tidak begitu lama tari Pendet,...Ke depan apa lagi?
Masalah tidak akan menjadi besar, ketika kita tanggap terhadap masalah-masalah kecil yang muncul.

Wallahu’alam bishawab

No comments:

Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)