8/07/2009

Kenali Penghambat Kreativitas

Sering kita mendengar seruan-seruan tentang pentingnya menumbuhkan sifat kreatif pada setiap orang. Entah seruan itu datang dari pemuka masyarakat, tokoh agama, pemerintah, guru atau yang seidentik dengannya. Apalagi dalam menghadapi era global seperti sekarang ini, kreativitas menurutnya perlu dipupuk dan ditumbuhkembangkan dengan baik.
Kreativitas yang mumpuni yang dimiliki oleh seseorang tentulah tidak sama, karena memang Tuhan tidak pernah memberikan talenta sama pada setiap makhluknya. Tentunya, itu semua dimaksudkan agar manusia bisa tetap bertahan. Coba bayangkan ...

jika semua manusia di dunia ini diberikan talenta yg sama, yakinlah bahwa kehidupan tidak akan terwujud.
Namun dibalik seruan-seruan tersebut, terpikirkah oleh kita, bagaimana cara memupuk dan menumbuhkembangkan kreativitas itu. Pertanyaan ini sekilas mudah untuk dijawab, namun untuk jawaban yang tepat mengenai pertanyaan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Apa yang terjadi di sekitar kita, hingga saat ini, justru mengarah kepada kondisi dimana kreativitas itu secara sistematik dikikis dan kemudian hilang , … mati.
Contoh sederhana, munculnya produk-produk instan mengakibatkan kita malas untuk belajar menggali sesuatu. Berapa banyak generasi muda yang ketrampilan memasaknya hilang karena semua makanan sudah tersedia dalam bentuk instan. Apa artinya ini semua ketika semua sisi kehidupan sudah diberikan dalam bentuk instan? Kreativitasnya tidak akan tumbuh dengan maksimal. Inilah yang kemudian kita sebut dampak kemajuan. Sisi posotifnya memang kita rasakan namun kita tanpa menyadari sisi kreativitas kita terbunuh secara perlahan namun pasti.
Untuk itu tidak ada salahnya kalau kita mengetahui hal apa sajakah yang mesti harus kita hindari agar kreativitas itu muncul, dan terus muncul. Musuh ini harus kita kalahkan.Bukankah itu yang kita inginkan bersama? Menjadi bangsa yang senantiasa kreatif.

1. Aktivitas yang monoton;
Aktivitas semacam ini menyebabkan kita tidak mempunyai kemampuan yang baik untuk berkembang. Setiap hari aktivitasnya dari situ… dan kesitu lagi. Memang tidak kita pungkiri kita menginginkan suatu kemapanan. Namun pencapaian kemapanan yang baik adalah pencapaian yang diimbangi dengan munculnya aktivitas baru sebagai perwujudan kita menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

2. Tidak Punya Tujuan;
Setiap kita terlahir ke dunia sudah pasti Tuhan punya rencana terhadap kita, apa? Yaitu untuk beribadah. Sebegitu maha Sempurnaan Tuhan, dalam menciptakan kita saja memiliki tujuan, bagaimana kemudian dengan kita? Kehidupan kita setiap hari haruslah menunjukkan adanya peningkatan kebaikan, bukan malah sebaliknya. “Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini”. Ungkapan ini menunjukkan betapa jauhnya visi seseorang menjalani kehidupannya. Dan itu semua akan terwujud sekiranya terdapat rencana-rencana besar yang tersesun dengan baik.

3. Tidak Mau Mengikuti Perkembangan;
Sering kita mendengar kalimat yang dilontarkan seseorang tentang apa yang sudah dicapainya saat ini. Ia bangga dengan segala perolehannya, mungkin gelarnya yg sederet panjang, mungkin hartanya yang berlimpah, atau hal-hal lain yang menurutnya menjadikan kebanggaan tersendiri. Memang tidak salah itu semua dibanggakan. Namun kebanggan itu janganlah kemudian menyebabkan seseorang lupa akan pola kehidupan yang dinamis. Dunia selalu mengalami perubahan. Perhatikan saja perubahan peradaban manusia saat. Perhatikan pergeseran perkembangan teknologi, dll. Kondisi seperti ini menuntut kita semua untuk selalu tanggap dan merespon dengan baik. Apalah makna dari gelar sederet panjang, ketika kemudian tidak tahu tantang perkembangan kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi? Dan kemudian tetap bertahan dengan ilmu yang didapat setelah sekian tahun berlalu. Jika ini yang terjadi tentu kita mengatakan orang semacam ini tidak patut untuk menyandang gelar sebagai insan kreatif. Kreativitas tidak memandang gelar, jabatan, maupun kekayaan seseorang. Jadilah orang yang selalu merespon terhadap perkembangan dan kemujuan zaman dengan respon-respon positf. Ambillah peran sesuai dengan proporsi Anda masing-masing.

4. Tidak Mau Bertanya;
Tidak sedikit yang hingga saat ini masih beranggapan bahwa orang bertanya itu dianggapnya bodoh. Oleh karena nya dalam suatu forum, kita masih banyak menemukan orang yang ketika diberi kesempatan untuk bertanya tidak bertanya, tetapi ketika di luar mereka tidak paham akan masalah tersebut. Siapa yang akan kita salahkan keadaan semacam ini. Suatu keadaan yang tidak kondusif dalam mengembangkan kreativitas seseorang. Tidak salah memang kalau ada pepatah yang mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”. Jadilah generasi yang selalu berani bertanya akan sesuatu yang tidak anda fahami. Jangan perhatikan kiri dan kanan Anda saat akan bertanya sesuatu.

5. Takut mengambil resiko;
Anda berani hidup, berarti Anda telah berani mengambil resiko atas kehidupan yang Anda jalani. Tidak ada satupun kehidupan tanpa resiko. Karenanya bersiaplah dengan segala resiko. Manajemen resiko hingga saat ini memang belum ada yang secara khusus membahasnya. Tapi kita harus yakin bahwa resiko hidup itu akan kita alami, senang atau tidak, mau atau tidak pasti kita akan lalui. Oleh karenanya kita harus menggali dan selalu menggali apa arti suatu kehidupan, tanpa harus menunggu. Hanya orang-orang kreatif saja yang kemudian berani mengambil keputusan seperti itu. “ jangan hidup kalau tidak mau ada resiko, karena hidup merupakan resiko kehidupan itu sendiri”

Wallaahu'alam.

Referensi : “Menjadi Guru Kreatif”,Hernowo

No comments:

Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)