7/27/2009

Menghitung Zakat Mal


Pembaca budiman,Allah SWT telah mewajibkan zakat bagi seseorang yang hartanya telah mencapai batas nishab selama satu tahun (haul), bagi seorang muslim yang hartanya telah mencapai nishabnya maka ia diwajibkan untuk menunaikan zakat atas hartanya tersebut.
Untuk membantu menghitung dan atau memudahkan bagi pembaca budiman yang akan menunaikan zakat mal, …

saat ini telah tersedia software untuk keperluan tersebut. Software ini merupakan hasil buatan dari teman-teman dari penalette.com
Software ini merupakan dasar awal yang bisa di jadikan acuan dasar bagi perhitungan zakat. Fitur pada software ini masih membutuhkan pembenahan di sana sini, akan tetapi yang awal ini semoga bisa menjadi langkah untuk penyempurnaan ke arah yang lebih baik.
Langkah-langkah menghitung zakat:

1.Hitung harta yang wajib dizakati.

2. Cek apakah jumlah harta anda sudah mencapai nishab ataukah belum. Untuk zakat emas atau uang nishabnya adalah senilai 85 gram emas murni.

3. Jika harta tersebut sudah mencapai nishab maka ditunggu selama satu haul(1 tahun hijriyah), jika selama satu tahun hijriyah harta tersebut tidak berkurang dari nishab atau justru bertambah maka anda wajib mengeluarkan zakat harta anda sebesar 2,5%.

Contoh Penghitungan zakat dengan software Zakka 1.0:

1. Seseorang memiliki harta yang sudah dimiliki selama 1 tahun hijriyah, sebagai berikut:
• Uang tunai Rp 3.000.000,-
• Tabungan Rp 15.000.000,-
Berapakah zakatnya?
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung nishabnya. Misal harga emas murni saat ini adalah Rp 250.000 maka:
Nishab = 85 x 250.000 = Rp 21.250.000
Karena nilai harta tersebut belum mencapai nishab maka harta tersebut belum wajib dizakati.

2 . Seseorang memiliki harta yang sudah dimiliki selama 1 tahun hijriyah, sebagai berikut:
• Uang tunai Rp 10.000.000,-
• Tabungan Rp 15.000.000,-
• Piutang Rp 5.000.000,-
Berapa zakatnya? Silahkan dicoba…

(silahkan download softwarenya di samping lalu installkan ke komputer pembaca. Gunakan winrar)

Sumber : armudha.web.ugm.ac.id/?p=308



Baca Selengkapnya ..

7/12/2009

Mental Juara


Masih ingatkah ketika kita mengalami masa kanak-kanak? Masih ingatkah pertanyaan orang tua kita dengan cita-cita kita? Kalau tidak, masih ingatkah bayangan kita sewaktu kecil bercita-cita? Coba kita renungkan kembali sejenak.
Cita-cita adalah mimpi kita saat ini yang akan diwujudkan pada masa yang akan datang. Dengan kata lain cita-cita merupakan khayalan masa depan yang ingin kita wujudkan.
Begitu juga dengan cita-cita untuk dapat menjadi juara.
Untuk mewujudkan agar kita jadi juara maka kita harus berpemikiran seperti seorang juara. “Berpikir seperti seorang juara membuat ....


Anda menjadi juara
” Seorang yang bermental juara tidak ada kata menyerah. Yang ada dalam pikirannya adalah sikap optimistis dan bukan pesimis. “Mental juara selalu diliputi sikap mengubah negatif menjadi positif dan keterbatasan menjadi peluang
Juara dalam belajar. Dalam tulisan Bobbi De Porter & Mike Hernacki “Memupuk Sikap Juara” (90) dinyatakan bahwa aset sukses dalam belajar tidak mutlak hanya pada kecerdasan, Gen atau Pendidikan kita. Tidak salah memang ketiga hal tersebut memberikan pengaruh dalam kesuksesan belajar seseorang, tetapi ada atu hal lagi yang memberikan pengaruh lebih dari ketiga hal tersebut, yaitu sikap positif.
Lebih jauh Bobbi menyatakan sekiranya Anda mempunyai harapan yang tinggi terhadap diri Anda, harga diri yang tinggi, dan keyakinan bahwa Anda akan berhasil, Anda akan memperoleh prestasi tinggi “berpikirlah seperti seorang juara dan Anda akan menang”.
Tumbuhkembangkan dan bangun sikap positif, maka segalanya akan segera berubah. Kemungkinan akan menjadi probabilitas dan keterbatasan akan menjadi peluang. Emosi positif akan melicinkan jalan sukses seseorang.
Ketakutan, takut gagal, takut keluar daerah aman menuju area penuh resiko merupakan sesuatu yang lumrah yang dimiliki setiap orang.
Takut adalah hambatan abstrak yang selalu ada pada setiap orang. Ketakutan ini pula yang menyebabkan kita akan terkungkung dalam proses kehidupan yang tanpa tantangan, petualangan, kegembiraan atau perayaan. Ketakutan membuat kita jauh dari penjelajahan dan penemuan kemampuan yang tak terbatas.
Begitupun dengan kegagalan. Kehidupan kita tidak selamanya mulus. Adakalanya kegagalan menghampiri kita. Tetapi janganlah kegagalan itu kemudian menyebabkan kita sedih terus menerus atau menyebabkan tertahannya dalam mencapai tujuan. Setiap kegagalan harus mampu memberikan informasi kepada kita yang kemudian membawa kita pada suatu kesuksesan. Umpan balik yang diperlukan. Setelah belajar banyak dari kegagalan yang kita alami, kita dapat memperbaiki kesalahan dan kemudian mencapai puncak keberhasilan.
Ada suatu kebiasaan kurang mendukung dan bahkan sikap yang salah, yang muncul dalam kehidupan sehari-hari dalam mendorong keberhasilan. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi sikap ini dimunculkan sebagai upaya untuk menenangkan perasaan.
Mungkin kita pernah mendengar kisah seorang anak yang nilai keseniannya 5, misalnya. Atau matematikanya 4 atau yang lainnya. Ketika si anak sedih, tidak sedikit para orang tua, terutama ibu, mengatakan” Jangan kecewa nak, kan tidak semua pintar matematika, atau kesenian atau yang lain.” Kalimat itu tidak salah, dan memang kenyataannya tidak semua orang pandai di segala bidang. Namun jika direnungkan lebih dalam hal tersebut merupakan awal dari sikap negaif. Jika kita menerima ucapan itu sepenuhnya, dan kita tidak pernah berusaha semaksimalnya hingga berhasil, itu artinya kita telah membiarkan kegagalan menjadi siklus negatif yang membuat kita terus terpuruk dan menghabiskan tenaga.
Jangan biarkan kalimat “Aku tak bisa melakukannya” selalu bersemayam dalam diri kita. Kalau memang kalimat itu benar-benar telah tertanam dalam diri Anda maka yang terjadi dengan diri Anda adalah Anda benar-benar tidak dapat melakukan apapun, dimana pun dan kapan pun.
Tetapi jadikan kegagalan sebagai umpan balik sekaligus informasi untuk melakukan perbaikan-perbaikan seperlunya dengan teknik-teknik yang kita kuasai. Bangun mental juaramu!

Wallaahu’alam bishowab

Dedeh Mintarsih.

Referensi : Bobbi De Porter & Mike Hernacki, Quantum learning, Bandung, Kaifa.

Baca Selengkapnya ..
Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)