12/23/2010

MENYESUAIKAN GAYA MENCATAT DENGAN GAYA MENGAJAR GURU…

dm file WP
Ahmad setelah menerima hasil ulangan yang dibagikan gurunya sedikit kecewa, karena nilai yang dia dapatkan tidak seperti yang diharapkan. Padahal malam sebelumnya dia sudah belajar “mati-matian” agar nilainya bisa mencapai sempurna, 100.
Lalu pada saat bertemu dengan guru mata pelajarannya, dia pun mengungkapkan kekecewaannya itu dan berkata “ Pak, kok soalnya ngga ada di buku sih, percuma dong belajar semalaman dan punya buku paket…”
Itulah sekelumit kisah yang sering kita temukan di sekolah dan pada anak-anak kita di sekolah.
Lalu apa yang salah dalam hal ini?
Menurut Jeane Shay Schaum dalam buku “ Sekolah? Siapa Takut? Sukses dan Fun di Sekolah” dijelaskan bahwa kejadian seperti diatas disebabkan karena sebagian besar siswa belum memahami dan belum tahu cara menyelaraskan catatannya dengan gaya mengajar gurunya di kelas.
Di lapangan ada sebagian guru yang mengikuti buku teks dan ada sebagian lain yang tidak dalam menyampaikan materi pelajaran. Adajuga guru yang menuliskan garis besar materi di papan tulis, tetapi ada juga yang tidak. Untuk mencapai hasil maksimul ulangan bagi siswa, maka siswa harus bisa sesegera mungkin menyesuaikan gaya mencatatnya dengan gaya mengajar gurunya.
Lebih jauh dalam buku tersebut diberikan 4 (empat) ilustrasi dari gaya mengajar guru.
Tipe pertama : Guru yang tidak pernah menggunakan buku teks, apa yang disampaikan di kelas, itulah mata pelajaran darinya.
Tipe kedua : Guru yang tidak pernah merujuk ke buku teks di dalam kelas. Tetapi selalu mengambil bahan ujian dari buku teks
Tipe ketiga: Guru yang mengikuti buku teks…persis
Tipe keempat : Guru sesekali menggunakan buku teks, sesekali menggunakan catatannya sendiri

Bagaimana siswa harus mengantisipasi hal tersebut?
Solusi tipe pengajaran pertama, siswa harus banyak memiliki catatan, jangan hanya mengandalkan ingatan semata. Karena ulangan yang akan diberikan didasarkan pada apa yang diucapkan guru saat di kelas.
Solusi tipe kedua, solusinya adalah siswa harus banyak mencatat dan banyak membaca buku-buku dengan cermat, buku teks.
Solusi tipe ketiga, siswa harus membaca buku teks sebelum masuk kelas, bikin catatan sambil mendengarkan pelajaran, setelah itu baca lagi buku teksnya.
solusi tipe keempat dengan cara melengkapi catatan dan baca buku teks dengan cermat. Luangkan waktu menyatukan informasi dari kedua sumber itu.
Segeralah berubah gaya mencatatmu…

Semoga ada manfaatnya….

Baca Selengkapnya ..

7/25/2010

BIJAK DALAM MEMBERI PUJIAN

tpk
Pernahkan kita bertanya pada diri sendiri, bagaimana rasanya dipuji orang? Walau terkadang malu juga mendengar kebaikan atau karya yang kita buat dipuji orang. Jujur saja pujian itu membuat kita merasa senang. Rasanya bahagia karena apa yang kita lakukan dihargai orang lain.
Pada dasarnya manusia memang senang dipuji. Apa yang kita rasakan saat dipuji, tak beda dengan perasaan anak ketika mendapat pujian dari orang tuanya.
Mereka akan merasa senang dan bangga bila kebaikan dan kemajuan yang mereka lakukan ternyata dihargai orangtua, anak-anak ini menjadi lebih percaya diri. Bukan itu saja, mereka pun termotivasi untuk terus berbuat...
baik dan berprestasi.
Kenapa anak perlu untuk dipuji? Jawabannya sederhana saja, karena mereka akan merasa dihargai perbuatannya. Dengan penghargaan itu maka akan timbul rasa percaya dirinya. Sebenarnya sejak usia dini, anak sudah membutuhkan pujian untuk memotivasi dirinya. Perhatikan pada saat anak memulai belajar berjalan. Ketika ia mulai melangkah orangtua dan orang di sekelilingnya biasanya akan memberi pujian dan semangat kepadanya. Walau belum sepenuhnya memahami bahwa itu pujian, namun anak pada usia itu bisa melihat ekspresi orangtuanya yang gembira. Ini cukup memotivasinya untuk melangkah lagi dan lagi hingga akhirnya bisa berjalan secara sempurna.
Pujian, efektif bagi anak untuk mengembangkan dirinya. Sayangnya, banyak orangtua yang hingga kini masih banyak yang pelit memberikan pujian terhadap anak sendiri. Bukanya memuji anak, mereka malah membanggakan diri sendiri. Misalnya dengan ungkapan, “Ah, kamu baru segitu. Dulu ayah begini, dulu ibu begitu…” Padahal keadaan dulu amat berbeda dengan sekarang.
Contoh kecil yang sering kita jumpai di sekelilingkita , ketika anak-anak itu tampil di suatu kegiatan, lalu mereka melakukan sedikit kesalahan, biasanya para orang tua kurang bersemangat bertepuk tangan untuk mereka. “kasihan anak-anak itu, padahal mereka sudah berani mencoba tapi dihargai cuma segitu. Ini bisa menjatuhkan mentalnya.”
Apa pun yang dilakukan mereka sudah sepatutnya kita “heboh” memberi semangat dengan memberikan tepuk tangan lebih keras untuk menyemangati sekalipun mereka melakukan sedikit kesalahan, mereka telah berani mencoba melakukan sesuatu, maka berilah pujian lebih dahulu. Misal katakan” Hebat deh tampilannya tadi.” Anak mungkin akan membalas “ tapi tadi kan ada sedikit kesalahan, aku jatuh atau apalah kesalahan yg mereka lakukan” Maka tetaplah beri semangat , “Enggak apa-apa namanya juga belajar, kalau kalian belajar lagi , Insya Allah nggak akan salah lagi.”
Pujian pun tak mesti dilontarkan saat anak-anak berprestasi saja. Ketika mereka bersedia membantu orang tua sekecil apapun, misalnya hanya sekedar memasang taplak meja, mereka tetap berhak atas pujian yang memberinya motivasi dan semangat untuk melakukan kebaikan lainnya.

Pada prinsipnya sekecil apapun kebaikan dan prestasi yang dibuat anak, berilah pujian padanya. Sebab pada dasarnya anak-anak membutuhkan itu. Bila orang tua jarang memuji anak, justru akan mematikan motivasi anak. Mereka akhirnya malas berkompetisi, anak-anak akan berpikir apapun yang dilakukannya, kecil atau besar hasilnya sama saja.
Namun orang tua juga harus tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan pujian .Pujian harus realistis. Berikan pujian bila memang ada sesuatu hal yang patut dipuji dari anak, entah berupa kebaikan karyanya dan sebagainya. Jangan sampai pujian diberikan begitu saja. Misalnya saat anak berkelahi kita memujinya sebagai anak yang berani. Padahal bisa jadi itu salah. Lebih baik tanyakan dulu apa yang menyebabkab ia berkelahi.
Bila anak melakunan kebaikan atau berprestasi, puji saat itu juga. Jangan tunda sampai besok. Pujian yang terlambat akan kehilangan momen dan tak efektif memotivasi anak.
Ungkapan pula pujian secara sederhana, jangan berlebihan atau menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Pujian semestinya jelas dan detail menunjukan apa yang ingin dipuji, hingga anak paham apa kelebihan atau kebaikan dalam dirinya. Misalnya saat memuji gambar, katakan bagian mana yang bagus. Ucapkan, “ warna-warna yang adik pilih bagus sekali.”atau mungkin,”Gambar kelinci yang adik buat bagus sekali, kelihatan hdup.”
Hindari pula terlalu sering dan berlebihan memuji anak. Jangan sebentar-bentar memuji, hal ini bisa membuat anak besar kepala dan meremehkan orang lain. Karena merasa paling pandai dan paling berprestasi sendiri. Bisa jadi anak justru akan menurun daya juang dan semangat kompetisinya.
Hati-hati pula dengan forum atau tempat saat memberi pujian pada anak, memuji-muji anak ditempat umum dan dihadapan anak-anak lain juga bukan tindakan bijak. Buat orang tua atau anak-anak lain yang mendengar pujian itu seperti membandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Tentu saja ini tidak bijak karena setiap orang punya kemampuan yang berbeda.

Sumber : Majalah Ummi no:2/xxii/Juni 2010

Baca Selengkapnya ..

6/11/2010

Mengubah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Kompos dengan Keranjang Takakura

YPBB
Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses pembuatan kompos.Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.

Jenis-jenis sampah yang diolah:
- Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi.
Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang
airnya.
- Sisa nasi.
- Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
- Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan
lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak.

Cara Membuat Biang Kompos
Cara pembuatan biang kompos di bawah ini hanyalah contoh. Pada kenyataannya anda dapat menyesuaikan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan yang banyak tersedia di sekitar kita. Silahkan lihat penjelasan tentang komponen dan fungsi setiap bahan biang kompos di bagian berikutnya.
Prinsip utama dari pembuatan biang atau media kompos ini adalah menyiapkan pasukan (baca: bakteri yang menguntungkan) C (karbon) dan N (nitrogen) yang lazim disebut starter pengkomposan.

Takaran dan Bahan utama:
Takaran yang biasa digunakan adalah takaran volume bukan berat. Jadi anda tidak perlu menimbangnya, tetapi menakar berdasarkan volume, misalnya dengan gayung atau ember & penakaran volume lebih praktis.
Bahan dasar yang dipergunakan adalah :
1. Sekam(kulit padi) : 4 takaran volume
2. Bekatul(uut) : 1 takaran volume
3. Tanah subur : minimal 1 takaran volume
4. Air gula : untuk satu karung(volume 50 kg) hasil campuran jadi, cukup ditambahkan larutan minimal 1 kg gula pasir, yang sudah dilarutkan kedalam air, bersama-sama saat mencampur bahan.
Alternatif pengganti gula pasir: Air tebu, air kelapa, gula aren/kelapa.
Silahkan pilih mana yang lebih murah dan gampang diperoleh.
Starter Kompos yang baik diperoleh dari: perbandingan unsur Carbon dan
Nitrogen dengan ratio = 4 (karbon) : 1 (nitorgen)

Tahapan pembuatan:

1. Campurkan semua bahan di atas sampai merata sambil ditambahkan air murni dan air gula.

2. Penyiraman saat mencampur kira-kira sampai seluruh campuran pada kondisi cukup lembab tersirami (jangan sampai menggenang).

3. Bila pencampuran sudah selesai, masukkan campuran kedalam karung. Bila pencampuran dilakukan dengan benar, dalam satu sampai 1.5 hari campuran akan menjadi hangat.

4. Bila dalam 1.5 hari campuran telah memanas, diamkan hingga 4–7 hari, (biasanya 4 haripun sudah cukup bila proses dilakukan dengan benar)

5. Setelah 4-7 hari, masukkan campuran ke dalam keranjang takakura hingga memenuhi 2/3 bagiannya.

6. Akhirnya kita dapat mulai mengkompos dengan keranjang takakura. Anda juga dapat membahkan sejumlah bahan untuk memperkaya jenis mikroorganisme pengurai pada biang bakteri, untuk meningkatkan kemampuannya dalam menguraikan berbagai jenis bahan, yaitu : pupuk kandang dan pupuk daun dengan masing-masing 0.5-1 takaran.

Cara pembuatan keranjang Takakura
Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter atau yang sekiranya cukup untuk menampung sampah. Pilihlah keranjang yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara. (lihat gambar) Tempatkan keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk.

Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang. Bantalan sekam berfungsi menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik.

Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk menampung bahan-bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas bantalan sekam.
Isi 2/3 ukuran wadah (berat starter kompos ± 7 –7,5 Kg.)dengan starter atau biang kompos yg telah dibuat sebelumnya. Bahan ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.

Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian.

Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.

Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu kering sehingga memerlukan air.

Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 - 60 hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek.

Catatan:
Letakkan Keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.
Bila kompos kering, perciki air bersih sambil diaduk merata. Suhu ideal adalah 60 derajat celsius.

Cara Pemanenan
Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita matangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.

Bagaimana cara merawat kompos di dalam keranjang ?

1. Periksa secara rutin kelembaban kompos. Kompos perlu terasa basah tetapi tidak becek. Bila terlalu kering semprotkan atau perciki dengan air sambil diaduk. Air yang digunakan tidak perlu air bersih, asalkan tidak mengandung sabun atau bahan-bahan beracun. Anda dapat menggunakan misalnya sisa mencuci beras/teh/kopi/sayuran/daging. Air ini bahkah mengandung nutrisi tambahan yang bermanfaat bagi kompos.

2. Sesekali aduk-aduk sampai agak dalam, agar starter kompos bagian dalam terjaga kegemburannya.

3. Sesekali anda dapat menambahkan beberapa genggam daun kering atau tanah subur dari kebun atau sekam padi untuk mengoptimasi fungsi kompos.

4. Bila anda ingin mempercepat pengkomposan, sesekali bisa ditambahkan beberapa genggam bekatul. Bekatul memberikan nutrisi tambahan yang akan meningkatkan kinerja bakteri. Selain itu bisa juga dengan air cucian beras atau larutan air gula.

Mengatasi masalah Takakura
Terkadang ada saja hal-hal membuat kompos di dalam keranjang takakura mengalami kondisi tidak normal yang ekstrim. Ada dua masalah yang paling sering terjadi, yaitu munculnya bau tidak sedap dan pengkomposan yang terhenti. Berikut ini cara mengatasi kedua masalah tersebut.

1. Mengatasi bau tidak sedap :
Ada banyak hal yang menyebabkan kompos menghasilkan bau tidak sedap, namun umumnya anda dapat mengatasinya dengan mencampurkan sejumlah sekam ke dalam kompos (semakin bau semakin banyak). Aduk-aduklah hingga merata. Kemudian tutup kembali keranjang Takakura.

2. bila pengkomposan terhenti dan menjadi dingin :
Ini biasanya terjadi karena pengurai berhenti bekerja, akibat kondisi yang menjadi tidak normal atau kekurangan nutrisi tertentu. Untuk ’membangunkan’ kembali para pengurai, anda dapat menambahkan beberapa genggam bekatul dan segelas larutan air gula. Aduk-aduk hingga merata.


Sumber Tulisan : Emilia SP, YPBB (ypbb.terranet.or.id)

Baca Selengkapnya ..

5/15/2010

BERKOMITMEN, MUDAH TAPI BERAT (?)


Dalam sebuah diskusi kecil, saat saya ngobrol dengan temen yang duduk di samping saya, saya bertanya padanya, “ Sudah jam “segini” mengapa diskusinya belum dimulai?” “ Kan sudah hampir …. menit lebih dari waktu yang direncanakan?” Imbuh saya lagi.
Banyak sekali jawaban-jawaban yang disampaikan atas pertanyaan sederhana itu. Dan saya pun dapat memakluminya untuk kondisi saat itu.
Peristiwa di atas merupakan peristiwa yang lumrah dan banyak kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari, apakah dalam forum resmi, setengah resmi atau pun forum sekedar “obrolan” dipinggir jalan sekalipun. Karena sudah “saking lumrahnya” maka ada sebagian masyarakat yang kemudian mengganggapnya.... “ah itu hal biasa.”
Bertitik tolak dari apa yang sehari-hari kita temukan tadi, sudah seharusnya kita memulai untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, yang oleh sebagian masyarakat kita dianggap lumrah.
Budaya tepat waktu. Untuk mengubah budaya ini perlu perjuangan yang berat. Perlu pengorbanan yang tidak kecil, sekalipun oleh sebagian masyarakat diangapnya kecil, terlebih dalam kehidupan masyarakat sipil. Di kalangan militer hal ini sudah ditanamkan sejak dini. Tidak heran jika kedisiplinan mereka dengan kita sebagai masyarakat sipil sangat jauh berbeda. Memang kita tidak dapat disamakan dengan mereka, begitupun sebaliknya. Tetapi apakah salah ketika kita mencontoh hal positif itu.
Bisakah kita mengikuti gaya disiplinnya militer di kehidupan kita? Menurut hemat kami “bisa” hal ini tergantung pada seberapa besar komitmen kita terhadap apa yang sudah disepakati bersama, walaupun tidak sekaligus dan seluruhnya. Karena kita tidak sama dengan mereka.
Untuk mencapai itu perlu waktu, perlu perjuangan, perlu pembiasaan yang terus menerus, dan tentunya perlu kesiapan mental manakala ada kritikan dari kiri dan kanan.
Berkomitmen. …ya berkomitmen yang baik dan bertanggung jawab. Itulah jawabannya.
Komitmen adalah suatu janji pada diri kita sendiri ataupun orang lain yang tercermin dalam tindakan kita. Harusnya, sekali kita komit, maka kita akan selalu mempertahankan janji itu sampai akhir.
Sudahkah kita memulainya untuk itu? Maukah kita memulai untuk itu? Sanggupkah kita memperjuangkan komitmen itu? Semua jawabannya ada dalam hati kita masing-masing. Jadikan apa yang kita lakukan hari ini adalah awal proses perubahan untuk masa akan datang menuju yang lebih baik.

Baca Selengkapnya ..

3/06/2010

Bioplastik, Apa, Mengapa?

Apa itu Bioplastik?
BioPlastik adalah plastik yang diperoleh dari bahan-bahan bio massa yang dapat diperbaharui (renewable). Plastik ini berbeda dari plastik konvensional yang diproduksi dengan bahan dasar petroleum.

Mengapa perlu bioplastik? Bagaimana cara membuatnya? ....



Plastik dibutuhkan dalam berbagai keperluan sehari-hari dalam kehidupan modern ini. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, 100 juta ton plastik konvensional berbahan dasar petroleum diproduksi tiap tahun. Dibutuhkan 7 juta barel minyak per hari untuk memperoleh bahan dasar plastik dan untuk memproduksinya.
Bayangkan, berapa banyak polusi dan penggunaan bahan bakar fosil yang bisa ditekan, apabila bio plastik ini digunakan di seluruh dunia. Belum lagi masalah sampah plastik konvensional yang tidak terurai, dan mencemari lingkungan.

Sebelum kita mulai, mari sedikit kita mengulas mengenai kimia dari polimer. Polimer adalah bahan utama dari semua plastik. Plastik yang ideal memiliki rantai polimer yang sangat panjang dan lurus yang membuatnya kuat dan lentur. Sedangkan tajin tepung jagung (salah satu bahan organik yang akan kita coba untuk membuat bioplastik) terdiri dari 2 komponen dasar: amilose dan amilopektin.

Amilosa adalah polimer yang lurus dan panjang, persis seperti yang kita butuhkan.
Amilopektin, di sisi lain, adalah polimer yang pendek dan bercabang, yang artinya: ini akan menghasilkan plastik yang kaku dan rapuh.

Ada 2 hal yang kita akan lakukan untuk meningkatkan sifat dari plastik kita ini.

Pertama, teknik ini sangat sederhana yang dinamakan hidrolisis asam (acid hyrolysis) dengan menambahkan cuka ke dalam plastik, kita bisa mematahkan cabang amilopektin yang membuat plastik menjadi kaku dan rapuh.
Kedua, kita akan menambahkan plasticizer, bahan ini bisa didapatkan dari toko kimia atau toko grosir dengan sebutan gliserin. Gliserin berperan sebagai pelumas pada tingkat molekul. Untuk memmahaminya, bayangkan saja semangkok mi lengket dan kempal, lalu kita menuangkan minyak sayur ke atas mi agar tidak begitu lengket lagi.

Jika Anda membutuhkan plastik yang lentur, terutama untuk tas, tambahkan lebih banyak gliserrin, tapi jika ingin plastik yang kaku, maka gunakan lebih sedikit gliserin.

Pengen mencoba membuat bioplastik secara sederhana dengan tepung jagung?
Ini dia caranya kalau pengen nyoba bikin bioplastik sendiri.... Setelah selingan iklan di bawah ini...
Bahan:
1. Satu sendok makan tepung jagung atau tepung maizena
2. Empat sendok makan air
3. Satu sendok teh gliserin
4. Satu sendok teh cuka dapur

Cara Sederhana Membuat Bioplastik:
• Masukkan semua bahan ke dalam panci kecil dan panaskan dengan api kecil
• Aduk-aduk bahan tadi sambil dipanaskan hingga adonan berbentuk seperti jel, pecahkan gelembung udara yang biasa agar hasilnya bagus
• Matikan api kompor, dan tuangkan adonan ke atas alas, atau cetakan. Jika ingin membuat plastik dalam bentuk lembaran, tuang dan ratakan adonan di atas alas dengan luas yang cukup, diamkan selama sekitar satu hari.

Referensi:
Prof. Dr. Wiwik Sringatin Subowo

Baca Selengkapnya ..

2/18/2010

Kumpulan Soal Try Out SMA Kab.Ptk

Setiap Kegiatan Try Out SMA Kab.Pontianak berakhir kami ingin selalu berbagi dengan anak-anak serta Bapak/Ibu guru dari sekolah lain, kami siapkan naskah tersebut ( program IPA dan IPS ), silahkan didownload, ...
Semoga memberi manfaat.

  • Try Out SMA 2013
  • Try Out SMA 2012
  • Try Out SMA 2011
  • Try Out SMA IPA IPS 2010
  • Try Out BIOLOGI ONLINE ISMAIL
  • Baca Selengkapnya ..

    2/03/2010

    APA YANG HILANG DALAM PENDIDIKAN KITA…???

    Beberapa waktu lalu, saya merenung atas apa yang saya lihat, alami dan rasakan saat mengajak kerja bakti anak-anak di lingkungan sekolah…sungguh diluar dugaan. Ada kekecewaan, keresahan dan rasa miris (jw. Khawatir diiringi rasa ngeri).
    Melihat kenyataan seperti itu, kemudian memunculkan banyak pertanyaan tentang apa yang sudah dilakukan oleh sebagian teman-teman saya di lapangan. Mengapa saya katakan sebagian? Karena saya yakin, masih banyak...

    teman-teman seprofesi yang sudah memberikan semua potensi terbaiknya kepada peserta didik tanpa pilih kasih.
    Memang sepintas tidak etis, karena bercerita tentang keluarga besar sendiri. Namun kenapa harus kita menutupinya kalaulah setelah ini dapat menjadi sarana evaluasi bagi kita semua.
    Kesimpulan sementara atas apa yg saya rasakan dan lihat antara lain berkurangnya rasa tanggung jawab, belum tumbuhnya rasa kebersamaan dengan baik, rendahnya keinginan menjaga sarana umum di sekolah, kurangnya disiplin, keinginan menjadi yang terbaik masih rendah, rasa malu yang mulai berkurang, budaya rapi bersih yang juga masih rendah, dll.
    Mengapa mereka berlaku seperti itu? Informasi apa yang belum tersampaikan pada mereka ?
    Sudah seharusnya hal-hal di atas tidak perlu terjadi di lingkungan pendidikan kita, sekiranya kita selaku pendidik mengetahui, memahami, menghayati serta mengamalkan gaya kepemimpinan yang dicontohkan ( Alm) Ki Hajar Dewantara. Sederhana memang pernyataan beliau “ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI” tapi sangat besar maknanya karena mencakup aspek “HEART, HEAD dan HAND”. Sebuah gaya kepemimpinan yang sangat dinamis dan luar biasa.
    Dalam memraktikan ketigal hal tersebut tidak perlu kita memberi porsi yang sama. Besarnya porsi masing-masing sangat bersifat situasional. Porsi saat berhadapan dengan peserta didik SD tentu akan berbeda dengan porsi saat berhadapan dengan anak SMP atau SMA atau Mahasiswa, tetapi ketiganya harus tetap hadir bersama.
    Tetapi yang harus dipahami oleh kita adalah apa dan bagaimana kita harus berperan saat kita berada pada posisi memposisikan “ING NGARSO ” atau “ING MADYO ” atau saat kita memposisikan diri saat “TUT WURI ”
    Dalam Intellectual Effectiveness Series, dinyatakan saat kita berada dan berperan di depan (ING NGARSO ) kita harus mampu melakukan 3 (tiga) hal yaitu :

    1. Kepemimpinan yang diawali dengan visi yang bersih dan jelas . Saat kita mengajak siswa melakukan sesuatu , kita harus dapat menjelaskan kepada mereka sejelas-jelasnya kenapa dia harus “begini” dan harus “begitu”. Jangan sampai kita tidak paham akan tujuan saat kita mengajaknya melakukan suatu aktivitas. Ajari mereka berpikir jauh ke depan melalui pengamatan terhadap diri kita. Keteladanan seperti ini sungguh sangat penting.
    Dalam buku “The One Minute Manager” dikatakan , bayangkan jika dalam sebuah pertandingan sepak bola tidak ada gawangnya, ini akan membuat para pemain menjadi frustasi dan bergerak tanpa tujuan.

    2. Berikan penghormatan kepada mereka melalui kepercayaan yang kita berikan.
    Sekecil apapun kita harus belajar memberikan kepercayaan kepada mereka. Kesalahan-kesalahan kecil adalah hal yang wajar, karena memang dia sedang pada tahap belajar. Jangan karena kesalahan itu kemudian kita tidak lagi memberikan kepercayaan pada mereka. Kewajiban kita adalah meluruskan kesalahan-kesalahan tersebut agar kelak tidak terjadi kesalahan lagi. Berikan support positif kepadanya agar dia terpacu untuk terus berusaha menjadi yang terbaik. Kesalahan besar yang sering kita lakukan adalah mengecilkan hasil jerih payahnya, alhasil kemudian mereka merasa tidak dihargai. Kalau itu yang selalu menjadi penggambaran atas mereka, jangan harap kita akan menemukan anak-anak yang ulet, gigih , dan selalu berusaha menjadi yang terbaik.

    3. Pimpin Mereka dengan keteladanan
    Hingga saat ini masih banyak diantara kita baru bisa memberikan contoh-contoh yang baik, namun masih sedikit yang bisa menjadi contoh yang baik. Oleh karenanya jadikan diri kita teladan bagi mereka.

    Lalu apa yang kita lakukan saat kita berada di tengah-tengah mereka?

    1. Berperanlah seperti seorang “coach”
    Tidak ada seorang coach menginginkan timnya kalah…selalu dan selalu menginginkan menjadi yang terbaik. Pendidik yang baik, jadilah motivator yang handal atas peserta didik kita agar mereka meraih puncak kesuksesan. Jangan kita menjadi orang yang kurang peduli terhadap mereka. Sampaikan apa yg harus mereka lakukan, berikan petunjuk mengerjakan dengan benar, beri kesempatan untuk mencoba, berikan pujian atas apa yang telah diupayakan.

    2. Ciptakan suasana seperti tim yang menang
    Sama seperti dalam suatu perusahaan, guru, wali kelas, wakasek, kepala sekolah serta komponen staf lain, pada prinsipnya mereka semua adalah manajer. Sebagai manajer kita harus mampu membangun sebuah sinergi yang baik. Kita harus mampu mengoptimalkan setiap individu sehingga menimbulkan gerak satu kesatuan dalam kesearahan dan harmonis.

    3. Bangun Komunikasi yang baik
    Siswa adalah manusia yang perlu bantuan. Kita harus mampu berkomunikasi dengan baik terhadap mereka. Kualitas komunikasi akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan kita dalam membantu mereka. Dalam hukum komunikasi, agar sistem komunikasi dengan para peserta didik berjalan efektif, maka harus kita pahami 4 hal, yaitu rasa saling menghargai, berusaha mengerti dan memahami, rendah hati, menggunakan media yg tepat dan gunakan bahasa yang jelas serta mudah dipahami olehnya.

    4. Harus mendorong untuk selalu berinovasi
    Gerakkan anak-anak kita untuk menjadi generasi yang inovatif. Ciptakan di sekolah suasana-suasana dan kondisi-kondisi yang mendukung ke arah itu. Guru harus menjadi inovator bagi mereka. Bagaimana anak akan berkembang sifat inovatifnya kalau mereka melihat para gurunya sangat pasif tidak pernah mencoba serta mengeksplorasi hal hal baru untuk kemajuan anak-anak.

    Saat mengiringi mereka, “TUT WURI HANDAYANI” kita sebagai seorang pemimpin harus mampu:

    1. Menjadi Pengungkit
    Kepemimpinan yang efektif bukanlah kepemimpinan yang mengharuskan seorang pemimpin selalu hadir ditengah-tengah mereka, kemudian tim baru bekerja secara maksimal. Hal demikian sungguh sangat keliru. Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yg mampu menumbuhkan karakter pada setiap yg dipimpin untuk melakukan aktivitas sesuai tanggung jawabnya tanpa mengharuskan kehadiran pemimpinnya. Seorang guru harus bisa memimpin dengan gaya seperti ini. Coba Anda bayangkan, kalau siswa hanya segan dan takut sekiranya ada guru yang melihatnya atau menunggunya saat-saat mereka berkegiatan. Ironis bukan? Pada hal kita menuntut mereka semua agar taat terhadap aturan tanpa harus ada yang mengawasinya.

    2. Memimpin dengan kecerdasan spiritual.
    Memimpin dengan gaya seperti ini tidak semua orang bisa melakukannya. Karena kepemimpinan seperti ini memerlukan sebuah kesadaran yang tinggi sebagai sebuah bentuk pengorbanan. Kita harus bisa rendah hati, tenang, mau melayani,mendengar serta menerima saran atau kritik, bisa mengakui kesalahannya, dll. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan tertinggi pada manusia. Tanamkan nilai-nilai ini pada mereka sejak dini.

    Sungguh sebuah gaya kepemimpinan yang paripurna bagi seorang pendidik. Namun kenyataannya di lapangan kadang-kadang masih berbicara lain. Nah itulah yang mendorong munculnya pertanyaan-pertanyaan berikutnya, apa saja yang selama ini telah dilakukan teman-teman semua terhadap peserta didiknya. Sebatas mentransfer ilmu pengetahuan atau mentransfer ilmu pengetahuan yang diikuti transfer nilai-nilai luhur kehidupan?

    Baca Selengkapnya ..

    1/19/2010

    Ingin Kuliah ???

    masih-kuliah.jpg
    Tidak lama lagi pelaksanaan ujian nasional SMA akan segera dimulai, Insya Allah Maret, sekitar minggu ke-2 atau ke-3 kegiatan tersebut akan digelar. Kemudian hari-hari yang ditunggu oleh setiap peserta ujian pun tiba, pengumuman hasil Ujian Nasional. Nah setelah itu, akan kemana mereka ?
    Jawaban yang dominan hanya dua, yaitu melanjutkan studi atau ingin segera bekerja dengan ijazah yang mereka peroleh. Untuk pilihan ke-2 tentu mereka harus ...
    pandai membaca peluang, karena betapa besar jumlah lulusan yang sama-sama ingin mendapatkan pekerjaan. Sungguh sebuah persaingan yang sangat luar biasa.
    Bagi mereka yang memilih untuk melanjutkan studi, perjuangannya pun juga tidak ringan, persaingan yg juga ketat untuk memperoleh kursi di Perguruan Tinggi idamannya akan mereka tempuh.
    Sebelum Anda memutuskan untuk memilih sebuah perguruan tinggi dan jurusannya, beberapa pertimbanganharus Anda pedomani:
    1. Kemampuan akademik dan Minat
    Kemampuan akademik setiap orang tidak sama, ada yang tinggi, sedang, atau (maaf) di bawah rata-rata. Saat Anda ingin menentukan pilihan Perguruan Tinggi dan jurusannya, maka beberapa pertanyaan harus Anda Jawab dengan jujur, antara lain Seberapa kemampuan akademik Anda dan seberapa besar minat Anda dengan pilihan tersebut ? Jangan memaksakan pilihan Anda pada Perguruan Tinggi ternama dengan jurusan yang Favorit kalau Anda merasakan kurang mampu bersaing untuk mendapatkan ”kursi”.
    2. Pemilihan Jurusan
    Banyak sekali kasus-kasus ditemukan berkaitan kegagalan para calon mahasiswa yang sedang mengikuti SNPTN. Ketika dicermati lebih jauh, ternyata kekeliruan terletak pada penentuan pilihan. Di setiap Perguruan Tinggi (PT) memiliki jurusan-jurusan yang difavoritkan, sehingga peminat untuk jurusan tersebut bisa membludak . Persaingan akan semakin ketat manakala para pemilih hanya memfokuskan pada pilihan tersebut. Oleh karenanya penting juga saat Anda akan memilih suatu program perhatikan statistik peminat tahun-tahun sebelumnya agar Anda tidak terjebak.
    3. Prospek Masa Depan
    Tidak sedikit kita temukan mahasiswa yang pindah program atau pindah jurusan setelah mengikuti perkuliahan. Bahkan mereka tidak segan-segan untuk keluar dan mengikuti seleksi yang baru sekalipun harus rugi waktu dan biaya. Kenyataan ini memberikan gambaran pada kita bahwa pilihan pertamanya dirasa kurang tepat, tentu dengan alasan-alasan yang berbeda. Untuk itu, mulai saat sekarang para siswa kelas XII atau Anda yang akan memasuki Perguruan Tinggi harus sudah tahu itu semua. Adalah tugas para guru untuk bisa memberikan gambaran jelas tentang orientasi perguruan tinggi.
    4. Biaya
    Diakui oleh kita semua bahwa biaya pendidikan saat ini begitu mahal, sehingga untuk belajar ke Perguruan Tinggi tidak sedikit pengorbanan para orang tua demi anak-anaknya agar bisa kuliah. Bagi mereka yang berkecukupan biaya kuliah bukan persoalan sulit, tapi bagi yang berada pada kondisi ”pas-pasan”, biaya itu akan begitu terasa bebannya. Oleh karena pandai-pandai lah Anda menyesuaikan dengan kondisi perekonomian keluarga. Jangan memaksakan, toh kalau Anda ingin melanjutkan studi lagi, hal ini Anda bisa lakukan setelah Anda bekerja lebih dahulu.
    5. Kualitas Perguruan Tinggi
    Kualitas dalam konteks ini mencakup pengertian yang menyeluruh. Kualitas sarana dan prasarana penunjang proses belajar dan kualitas layanan belajar.
    Jangan hanya karena ingin mengejar ingin kuliah porsi ini Anda abaikan. Bagaimanapun, kualitas dan reputasi perguruan tinggi akan memberikan pengaruh bagi para alumninya dalam memperoleh pekerjaan yang diinginkan kelak. Memang tidak mudah untuk bisa memasuki kuliah di Pergutuan Tinggi seperti itu, tapi dengan usaha yang sungguh-sungguh Insya Allah keinginan Anda bisa terwujud.
    Disamping itu juga perhatikan hasil akreditasi dari perguruan tinggi bersangkutan serta statusnya. Status inilah yang saat ini menjadi salah satu faktor utama yang digunakan PTS untuk mengiklankan dirinya.

    Selamat berjuang para Srikandiku dan Arjunaku....

    Baca Selengkapnya ..
    Terima kasih atas kunjungannya ya....

    Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)