4/18/2011

Tips Menghadapi SNMPTN


Tidak akan lama lagi, bagi siswa SMA atau yang sederajat apabila dinyatakan lulus dan akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mereka akan bertarung sekali lagi untuk memperebutkan kursi bergengsi “mahasiswa” di perguruan tinggi favoritnya masing-masing.
Dalam kondisi seperti itu, tidak sedikit pengorbanan yang diberikan oleh para orang tua demi mewujudkan keinginan anaknya tercinta. Mulai mengikutkan bimbingan belajar intensif hingga ke bimbingan belajar yang bergaransi alias menjamin siswanya dapat diterima di perguruan tinggi pilihan, dan apabila tidak terbukti uang dikembalikan.
Namun perlu disadari, bahwa daya tampung perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia dibanding dengan jumlah peminat tidak seimbang. Akibatnya sebagian dari mereka harus memilih ke perguruan tinggi swasta. Mengingat begitu beratnya persaingan yang akan dihadapi, tidak ada salahnya jika dikesempatan kali ini disampaikan beberpa tips agar keinginan untuk diterima di perguruan tinggi negeri dapat terwujud.

1. SESUAIKAN KEMAMPUAN DENGAN JURUSAN YANG DIINGINKAN
Ini penting untuk diketahui, karena masih banyak calon mahasiswa yang hanya karena gengsi, mereka memilih jurusan yang persaingannya sangat ketat. Karena kurangnya kemampuan mengukur potensi diri tersebut banyak calon mahasiswa yang akhirnya gagal masuk ke perguruan tinggi negeri yang diinginkan. Oleh karena sebelum menentukan pilihan jurusan pada suatu universitas atau perguruan tinggi, perhatikan jumlah peminat tahun sebelumnya berikut daya tampung. Selain itu popularitas program yang anda pilih di suatu perguruan tinggi pilihan juga sangat berpengaruh.

2. IKUTI BIMBINGAN TES
Soal-soal dalam SNMPN tidaklah sama seperti saat-saat masih dibangku SMA atau yang sederajat. Tidak cukup hanya mengandalkan apa yang sudah diraih saat di SMA. Oleh karenanya bimbingan belajar menjadi alternatif penting. Namun juga perlu diingat tidak semua bimbingan belajar memiliki kualifikasi yang sama. Pilihlah tempat bimbingan belajar yang sudah terbukti banyak mengantarkan peserta didiknya lolos ke perguruan tinggi negeri. Jangan terkecoh hanya dengan janji-janji manis semata. Memang bimbingan belajar yang seperti ini biayanya tidak kecil.

3. MENYIASATI SOAL SNMPTN
Saat ini sudah tidak sesulit jaman dulu untuk mendapatkan gambaran soal SNMPTN. Media internet banyak menyediakan berbagai tipe soal SNMPTN. Gunakan soal-soal tersebut untuk berlatih. Himpun soal-soal SNMPTN lima atau enam tahun terakhir untuk memperoleh gambaran sola SNMPTN yang akan dilalui, mulai dari bentuk soal serta tingkat kesulitannya. Selain itu ikuti juga berbagai kegiatan TRY Out SNMPTN agar kalian tahu gambaran soal-soal yang diprediksi akan keluar pada tahun bersangkutan

4. SAAT PELAKSANAAN SNMPTN
Untuk hal yang satu ini mungkin tidak asing, mengingat sudah seringnya siswa kelas XII berlatih mengerjakan soal ujian dengan menggunakan lembar jawaban komputer. Hanya yang perlu untuk diperhatikan lagi adalah tetap perhatikan ketelitian dalam mengisi data peserta, dan cara menghitamkan.
Tidak kalah pentingnya adalah mengetahui cara penilaiannya. Penilaian tes SNMPTN tidaklah sama dengan tes pada saat ujian akhir. Oleh karena itu perhatikan dengan seksama cara penilaian tersebut.

Baca Selengkapnya ..

4/04/2011

KORELASI POSITIF WAKTU DAN HASIL TES DALAM KEGIATAN UJIAN (???)

 personalitydevipuspasari087.files.wordpress.com
Setiap akhir tahun pelajaran, bagi kelas 6 atau kelas IX atau kelas XII akan dilakukan evaluasi menyeluruh yang hasilnya akan digunakan untuk menentukan apakah siswa bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus dari jenjang pendidikan yang sedang ditekuninya atau belum. Ijazah akan diberikan kepadanya apabila mereka dinyatakan lulus. Bagi yang belum berhasil, kepadanya ada beberapa pilihan untuknya, mengulang atau mengikuti ujian paket A untuk SD dan yang sederajat, paket B untuk SMP dan yang sederajat atau paket C untuk SMA dan yang sederajat.
Dalam pelaksanaan evaluasi, ada satu hal yang hingga hari ini menurut hemat saya masih belum bisa saya terima sepenuh hati. Penerimaan ini bukan ....
pada konten materi evaluasi namun lebih pada sebagian kecil tata tertib bagi siswa yang sedang mengkuti ujian tersebut. Pada intinya dalam tata tertib tersebut dinyatakan bahwa peserta ujian tidak boleh meninggalkan ruangan ujian sebelum waktu yang tersedia habis.
Bertitik tolak dari hal tersebut, kemudian saya memunculkan beberapa pertanyaan.Pertama ,Adakah korelasi positif yang signifikan antara lamanya siswa mengerjakan soal dengan banyaknya jawaban yang benar? Kedua, Waktu yang dimiliki siswa untuk menyelesaikan ujian itu hak mereka atau kewajiban mereka? Kalau itu hak, tentu pemanfaatannya sepenuhnya milik yang berhak, berbeda kalau itu merupakan kewajiban.
Menurut hemat saya, korelasi antara lama waktu mengerjakan soal dan nilai yang tinggi belum bisa dijamin. Hal ini sangat bergantung kepada kesiapan siswa dalam setiap menghadapi evaluasi. Bagi sekolah-sekolah dimana para siswanya dikategorikan dalam kelompok menengah keatas dalam penguasaan materi pelajaran, mereka akan bisa lebih singkat dalam menyelesaikan soal yang dikerjakan atau bahkan waktu yang disediakan tidak cukup. Begantung mata pelajaran yang diujikan saat itu. Soal-soal dari mata pelajaran yang lebih didominasi oleh hafalan dan pemahaman tanpa diimbangi dengan hitungan , bagi mereka tidak perlu lama untuk menyelesaikannya. Tentu akan berbeda bila soal yang dihadapi adalah soal yang dalam penyelesaiannya selain memerlukan pemahaman tetapi juga harus diiringi dengan kemampuan menghitung , mungkin waktu yang tersedia malahan dirasa tidak mencukupi dan tak menutup kemungkinan menuntut penambahan waktu penyelesaian.
Sisi negatif dan sisi positip akan selalu ada dalam masalah ini. Oleh karenanya dalam hal seperti ini kita harus bisa memahami dengan bijak. Yang perlu untuk diperhatikan bagi kita semua adalah bahwa belum tentu semua kebijakan yang digelontorkan dari pusat itu benar adanya dan sesuai. Coba kita renungkan, bagi siswa yang pintar tentu dengan pola seperti itu mereka akan merasa dirugikan selain juga akan merasakan kejenuhan. Mengapa? Tentu bagi mereka waktu sangatlah berharga. Mereka akan berpikir untuk apa dalam kelas berlama-lama sementara dia sudah bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sebelum waktu yang ditetapkan. Jika mereka diberikan keleluasaan dalam mengatur waktunya tentu dia akan menggunakan waktu yang sedikit tersisa tadi untuk dimanfaatkan mengingat kembali pelajaran yang akan diujikan pada jam berikutnya jika dalam satu hari ada dua mata ujian. Kalau ternyata hanya satu mata pelajaran tentu akan berbeda kondisinya.
Sisi positif dari penerapan aturan dapat kita rasakan, diantaranya dengan keluar secara bersama-sama, tidak akan terjadi gangguan yang berupa kebisingan, namun hal itu mudah untuk diatasi.
Menurut hemat saya, yang penting dalam momen-momen seperti itu adalah pemberian pemahaman yang komprehensip kepada para siswa tentang betapa pentingnya ujian itu baginya. Mulai dari urgensi ketelitian, penguasaan bahan ujian serta pencapaian cita-cita sejak dini, bukan detik-detik terakhir saat ujian tiba. Jika ini yang kita lakukan, itu artinya bahwa semua guru harus bergerak dengan langkah sama, sejak anak itu berada di kelas X kalau mereka di jenjang SMA atau yang sederajat, kelas VII kalau di jenjang SMP atau yang sederajat. Sungguh ironis dan memprihatinkan ketika saya mendengar ada Panitia ujian disalah satu sekolah mencari siswanya agar mereka ikut ujian ulang (terjadi beberapa tahun silam), sementara siswa yang bersangkutan tidak ada beban sedikitpun, dan bahkan siswa tersebut ditemukan oleh panitia, sedang main layang-layang.
Menyikapi persoalan dalam pemanfaatan waktu ujian, secara pribadi saya lebih cenderung kalau pemanfaatannya sepenuhnya kita serahkan kepada siswa bersangkutan, artinya kalau memang siswa sudah selesai dan yakin dengan semua yang ia kerjakan, identitasnya juga sudah benar, apakah ia mau meninggalkan ruang ujian atau tetap di kelas menunggu waktu ujian habis sepenuhnya menjadi haknya. Sekali lagi kata kuncinya adalah “Persiapkan mereka jauh-jauh hari untuk memahami dengan benar pentingnya belajar, evaluasi, serta bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya”
Bangsa ini hanya akan bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain jika generasi yang akan datang adalah generasi yang mandiri, berkualitas, bertanggungjawab serta visioner.

Sumber gambar : personalitydevipuspasari087.files.wordpress.com

Baca Selengkapnya ..
Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)