9/10/2009

Keadilan Seorang Pemimpin

primaironline
“.... Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.( QS. Al-Maidah 8)
Setalah menjabat gubernur, ...
Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur. Di sisi istana sang gubernur yang mewah itu berdiri sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua.
“Alangkah indahnya bila di atas tanah itu berdiri sebuah mesjid,” demikian keinginan Amr.
Untuk mewujudkan keinginannya itu, Yahudi tua itu pun dipanggil sang gubernur untuk bernegosiasi. Hasil negosiasi pun mengecewakan sang gubernur. Yahudi itu menolak untuk menjual tanah dan gubuknya meskipun telah ditawar berlipat ganda dari harga pasaran.
“Baiklah bila itu keputusanmu. Saya harap Anda tidak menyesal!” demikian ucap sang gubernur dengan nada penuh kecewa.
Beberapa waktu kemudian, Amr bin Ash memerintahkan aparatnya melakukan pembongkaran atas bangunan miliknya. Sementara Yahudi itu tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menangis dan meratapi nasib atas kesewenang-wenangan Amr bin Ash. Dalam keputusasaan tersebut, Yahudi teringat dengan Khalifah Umar bin Khattab. Dan Ia pun berinisiatip melaporkan perilaku Amr bin Ash atas dirinya kepada sang Khalifah.
“Ada perlu apa kakek, jauh-jauh dari Mesir datang ke sini?” tanya Khalifah. Setelah tenang, si kakek itu menceriterakan nasib yang sedang dialaminya atas kesewenang-wenangan sang gubernur.Yahudi itu pun juga bercerita tentang perjuangannya untuk memiliki rumah itu.
Merah padam wajah Khalifah begitu mendengar penuturan orang Yahudi itu.
“Masya Allah, kurang ajar sekali Amr!” kecam Umar.
“Sungguh Tuan, saya tidak mengada-ada,” sahut Yahudi renta itu sambil gemetar. Dan ia bingung ketika Umar memintanya mengambil sepotong tulang yang ada di tempat onggokan sampah, lalu menggoresnya dengan lurus tulang itu dengan ujung pedangnya.
“Berikan tulang ini pada Amr bin Ash di Mesir,” kata sang Khalifah.
Yahudi itu semakin kebingungan, “Tuan, apakah Tuan tidak sedang mempermainkan saya!” ujar Yahudi itu lirih.
Dia pun mulai berpikir yang tidak-tidak. ”Jangan-jangan khalifah dan gubernur ini setali tiga uang”, pikirnya. ”Di manapun, yang mayoritas dan memegang kekuasaan akan menindas kelompok minoritas”, begitu pikir si kakek.
Setiba di Mesir dan Yahudi itu memberikan tulang pemberian Khalifah kepada sang gubernur,Yahudi itu semakin tidak mengerti. Pasalnya setelah menerima tulang pemberian khalifah yang telah digores dengan garis lurus itu, Sang gubernur terlihat gemetar dan wajahnya langsung pucat.
Gubernur itu pun memerintahkan aparatnya untuk membongkar bangunan di atas tanah yahudi itu. “Bongkar masjid itu!” teriak Amr bin Ash gemetar. Yahudi itu berlari keluar untuk membuktikan kesungguhan perintah gubernur. Benar saja, sejumlah orang sudah bersiap-siap menghancurkan masjid megah yang sudah hampir jadi itu.
“Tunggu!” teriak sang kakek. “Maaf, Tuan Gubernur, tolong jelaskan perkara pelik ini. Berasal dari apakah tulang itu? Apa keistimewaan tulang itu sampai-sampai Tuan berani memutuskan untuk membongkar begitu saja bangunan yang amat mahal ini. Sungguh saya tidak mengerti!” Amr bin Ash memegang pundak si kakek, “Wahai kakek, tulang itu hanyalah tulang biasa”. Namun ketahuilah bahwa pada tulang itu berisi perintah khalifah, yang sangat berarti.
Ketahuilah, tulang nan busuk itu adalah peringatan bahwa berapa pun tingginya kekuasaan seseorang, ia akan menjadi tulang yang tak beguna. Sedangkah garis lurus yang digores, itu artinya kita harus adil baik ke atas maupun ke bawah. Lurus seperti huruf alif. Dan bila saya tidak mampu menegakkan keadilan, khalifah tidak segan-segan memenggal kepala saya!” jelas sang gubernur.
“Sungguh agung ajaran agama Tuan. Sungguh, saya rela menyerahkan tanah dan gubuk itu. Dan bimbinglah saya dalam memahami ajaran Islam!” tutur si Yahudi dengan mata berkaca-kaca.

Wallahu'alam bishowab

No comments:

Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)