10/19/2009

Membangun Karakter Melalui Pendidikan

Gbr. acicis.murdoch.edu.au
Kalau kita mencermati apa yang terjadi di sekitar kita saat ini, kadang kita akan mengurut dada sambil menghela nafas dalam-dalam, lalu bertanya dimanakah julukan bagi negeri ini “bangsa yang santun, bangsa yang ramah, bangsa yang religius, bangsa yang memiliki rasa kekeluargaan tinggi, negeri yang cinta damai…” dan sebutan-sebutan lain yang sungguh menyejukkan hati setiap pendengarnya?
Nampak-nampaknya julukan itu saat ini hanya tinggal kenangan. Lihat peristiwa-peristiwa di sekeliling kita. Berita tentang kekerasan hampir tiap hari dapat kita temukan di media cetak, Televisi atau media lainnya. Demonstrasi yang berakhir anarkhis juga demikian.
Sungguh ...mengerikan. Maka wajar jika akhir-akhir ini banyak warga asing yang akan berhitung ulang ketika akan berkunjung ke negeri tercinta ini. Ini Sungguh berbeda dengan beberapa puluh tahun silam. Mereka menjadikan negeri ini sebagai tujuan utama untuk berlibur, berwisata, menghilangkan kejenuhan dari negeri mereka masing-masing
Lalu Kenapa hal ini berubah begitu cepat? Tentu kalau kita kaji lebih dalam, masalah ini bagai mengurai benang kusut. Rumit dan rumit. Namun demikian kerumitan serumit apapun sekiranya titik persoalannya bisa diurai, maka masalah tersebut bisa dikurangi. (kalau memang tidak bisa dihilangkan)
Pendidikan, berbicara tentang masalah ini sungguh sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, dalam setiap permasalahan yang timbul di masyarakat, pendidikan selalu termasuk yang disorotnya. Gejolak apa pun.
Ada sebagian dari mereka menyatakan bahwa pendidikan kita sekarang ini harus direformasi, karena apa yang selama ini diajarkan toh tidak membawa pengaruh yang signifikan dalam perubahan karakter manusia yang berujung pada karakter bangsa. Tetapi juga tidak menutup mata ada sebagian yang tetap ingin bertahan dengan gaya seperti ini.
Lalu harus bagaimana?
Dunia telah mengalami perubahan yang begitu cepat; tatanan nilai berubah, pengetahuan manusia berubah, gaya hidup berubah, dan hampir seluruh lini kehidupan manusia berubah.
Akankah kita tetap bertahan dengan pola lama? Tentu pilihan yang bijak “tidak akan demikian”, itu artinya dalam dunia pendidikan pun harus ada perubahan, agar misi utamanya yaitu membangun karakter manusia Indonesia yang berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, religius dan lain-lain dapat terwujud.
Terobosan-terobosan baru dalam dunia pendidikan saat ini sedang gencar digali agar pembelajaran yang berlangsung dapat memberikan pemaknaan yang lebih dalam bagi para generasi penerus.Perhatikan satu diantaranya yaitu “Pembelajaran dengan pendekatan Kontekstual” . Pembelajaran ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Sungguh luar biasa. Melihat hal ini sudah saatnya proses-proses pembelajaran harus mengaarah ke arah sana. Menurut hemat saya pembelajaran seperti itu akan jauh lebih menyentuh dan memberikan makna yag sangat dalam. Mengapa demikian, karena dalam pembelajaran ini meliputi beberapa aspek yang cukup penting :

1. Konstruktivisme
Mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan
dan keterampilan baru.

2. Menemukan
Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta).

3.Bertanya
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui pengajuan pertanyaan (quesioning).
Guru dan siswa senantiasa mengembangkan pertanyaan agar menumbuhkan rasa ingin tahu. Komponen ini mendorong terwujudnya nilai orientasi pada keunggulan. Hal ini juga merupakan alat bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah belajar ketika mendapati tantangan.

4. Masyarakat Belajar
Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerja-sama
antarsiswa. Praktiknya antara lain:
– Pembentukan kelompok kecil/besar
– Bekerja dengan kelas yang sederajat
– Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya
– Bekerja dengan masyarakat.
Komponen ini sangat penting bagi upaya terwujudnya nilai demokratis, menghargai, gotong royong, bertanggung jawab, dan orientasi pada keunggulan.

5, Modeling.
Memodelkan (modelling) sesuatu agar siswa dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
Banyak para pejuang di negeri ini yang patut untuk dibanggakan dan diteladani. Kita meneladani kejujurannya, kita meneladani keteguhan hatinya, jiwa rela berkorbannya demi bangsa, dll.
Komponen ini dapat melahirkan nilai-nilai berakhlak mulia, iman, dan taqwa, cinta tanah air, dan kreatif.

6.Refleksi
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
Cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan. Refleksi dapat berupa pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya pada hari itu, baik berupa catatan atau jurnal di buku siswa, kesan maupun saran siswa. Komponen ini dapat melahirkan kesadaran untuk senantiasa berinterospeksi diri setiap kali telah melakukan sesuatu.

7.Penilaian Yang Sebenarnya
Komponen ini diharapkan mampu membiasakan siswa untuk senantiasa dapat mengukur diri apakah sudah baik? Apakah sudah maju? Apakah sudah berhasil? Adakah hambatan? Atau bagaimana cara mengatasi hambatan?
Anak-anak yang sejak dini terbiasa dengan hal ini akan tumbuh menjadi generasi yang tangguh dan mampu secara obyektif menempatkan dirinya sesuai ddengan tanggung jawabnya kelak.
Hanya melalui pendidikan sejak dini dengan pola asuh yang demikian , maka citra bangsa kita tercinta yang akhir-akhir ini memprihatikan, lima, enam atau berapa tahun lagi pasti akan kembali semula.
Insya allah.

Referensi :

http://bpgdisdik-jabar.net/materi/14_smp_bing_1.pdf
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/pembelajaran-kontekstual/
http://karso.mulyo.blog.plasa.com/2009/02/01/membangun-karakter-bangsa-melalui-pembelajaran-kontekstual/

1 comment:

Unknown said...
This comment has been removed by the author.
Terima kasih atas kunjungannya ya....

Kalo ada waktu mampir lagi donk .... :)